Jika Tak Menang Lawan PSIS Semarang, Tipis Peluang Persipal Bertahan di Liga 2

Tim Persipal latihan intensif jelang laga kontra PSIS Semarang, Sabtu (11/10/2025). (Foto: Dok. Persipal)

Wartakaili.com — Palu. Laga antara Persipal Palu melawan PSIS Semarang di Stadion Gawalise, Sabtu 11 Oktober 2025, bukan sekadar laga biasa. Bagi tim berjuluk Laskar Tadulako, pertandingan ini bisa menjadi titik balik musim—atau sebaliknya, pintu menuju jurang degradasi.

Empat laga sudah berlalu tanpa satu pun kemenangan. Persipal Palu kini tertahan di peringkat kesembilan klasemen Grup 2 Pegadaian Championship 2025–2026 dengan hanya satu poin, sementara PSIS Semarang terbenam di dasar tanpa poin.

Pertandingan di Stadion Gawalise Palu itu bukan sekadar duel dua tim papan bawah. Ini laga yang bisa menentukan arah musim bagi keduanya. Persipal datang dengan beban besar setelah kalah di kandang sendiri dari PSS Sleman pada 5 Oktober lalu.

Dalam empat laga, mereka kebobolan sebelas gol dan hanya mampu mencetak dua. Catatan itu membuat pertahanan menjadi sorotan utama, sementara lini depan dinilai kurang tajam dalam memanfaatkan peluang.

Jika Persipal gagal meraih tiga angka di laga kandang Sabtu 11 Oktober 2025, peluang mereka bertahan di Liga 2 akan semakin menipis, terutama dengan regulasi baru yang memperketat zona degradasi.

Menurut regulasi Pegadaian Championship 2025–2026, setiap grup berisi 10 tim yang akan memainkan tiga pertemuan (triple round robin). Tim yang finis di peringkat ke-10 otomatis terdegradasi ke Liga 3, sedangkan peringkat ke-9 akan menjalani pertandingan play-off degradasi melawan peringkat ke-9 dari grup lain.

Pemenang play-off bertahan di Championship, sementara yang kalah ikut turun kasta. Dengan demikian, akan ada tiga tim yang terdegradasi pada akhir musim.

Bacaan Lainnya

Dalam konteks itu, posisi Persipal di peringkat sembilan saat ini bisa dibilang masih “aman sementara”. Namun status itu akan hilang jika gagal menang dari PSIS. Dengan sistem penentuan klasemen yang mempertimbangkan poin, selisih gol, dan produktivitas, kekalahan di kandang akan memperburuk selisih gol Persipal yang sudah minus sembilan.

PSIS sendiri hanya terpaut satu poin, sehingga hasil imbang pun tak cukup menguntungkan bagi Persipal untuk menjaga jarak dari posisi terbawah.

Namun di sisi lain, beberapa pengamat menilai masih terlalu dini untuk memvonis nasib Persipal. Dengan sistem triple round robin, setiap tim akan memainkan total 27 pertandingan. Artinya, musim masih sangat panjang dan segala kemungkinan masih terbuka.

Seluruh tim di Grup Timur baru menjalani empat laga sejauh ini, masih ada 23 pertandingan tersisa untuk memperbaiki posisi. Dalam sepak bola, empat pertandingan pertama sering kali belum cukup mencerminkan kekuatan sejati sebuah tim. Tim yang goyah di awal bisa bangkit di tengah musim jika mampu menemukan ritme dan kepercayaan diri.

Manajer Persipal, Jely Rompas, telah menegaskan akan melakukan evaluasi menyeluruh usai kekalahan dari PSS Sleman. Ia juga menyebut kemungkinan melakukan perombakan skuad di putaran kedua.

Evaluasi itu menjadi langkah penting, tetapi hingga putaran kedua dimulai, Persipal harus bertahan dengan komposisi yang ada. Konsistensi menjadi kunci utama, karena performa buruk di awal musim bisa menciptakan tekanan berantai—baik di ruang ganti maupun di tribun penonton.

Bermain di kandang sendiri membawa dua sisi mata uang. Dukungan suporter Palu yang fanatik bisa menjadi energi tambahan, namun juga bisa menjadi tekanan jika hasil tak sesuai harapan. Dalam situasi seperti ini, mental pemain akan diuji.

Mereka perlu menjadikan sorakan penonton sebagai bahan bakar semangat, bukan beban. Sebab di tengah situasi genting, kepercayaan diri menjadi hal pertama yang harus dijaga.

PSIS Semarang pun datang dengan kondisi serupa. Empat kali kalah membuat tim Mahesa Jenar juga mencari titik balik. Laga melawan Persipal menjadi peluang pertama bagi mereka untuk keluar dari dasar klasemen.

Situasi dua tim ini menjadikan pertandingan Sabtu nanti sulit diprediksi. Baik Persipal maupun PSIS sama-sama berjuang untuk bertahan, bukan hanya dalam arti klasemen, tetapi juga secara mental dan moral.

Dalam konteks kompetisi panjang seperti ini, satu kemenangan bisa mengubah arah musim secara drastis. Dengan 23 laga tersisa, peluang tetap ada, tetapi waktu terus berjalan.

Semakin lama Persipal gagal meraih tiga poin, semakin besar tekanan yang akan datang—baik dari lawan, suporter, maupun diri mereka sendiri. Karena itu, pertandingan melawan PSIS bukan sekadar laga rutin, melainkan penentu arah langkah berikutnya.

Dengan sistem triple round robin, Persipal masih memiliki 23 laga tersisa dari total 27 pertandingan musim ini. Secara matematis, peluang untuk bangkit tetap terbuka.

Namun jika tren tanpa kemenangan terus berlanjut, posisi di zona bawah akan sulit diselamatkan, mengingat tim peringkat terakhir otomatis terdegradasi dan peringkat kesembilan harus menjalani play-off degradasi.

Laga melawan PSIS Semarang menjadi ujian pertama dari perjalanan panjang itu—ujian untuk membuktikan apakah Persipal bisa memperbaiki performa sebelum terlambat, atau justru terjebak dalam pola yang sama hingga akhir musim.

Pos terkait